SIJAGARON; Tinjauan Dogmatis Terhadap Unsur Sijagaron Dalam Adat Saur Matua Diperhadapkan Dengan Hukum Siasat Gereja HKI

  • Ikshan Bastian Ginting Sekolah Tinggi Teologi Abdi Sabda Medan
  • Pardomuan Munthe Sekolah Tinggi Teologi Abdi Sabda Medan
Keywords: Sijagaron, Saur Matua, Hukum Siasat Gereja, Batak Toba

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara dogmatis tentang Sijagaron sebagai upaya Gereja menerangi adat saur matua pada suku Batak Toba serta merumuskan implikasi dan peranan Gereja dalam adat suku Batak Toba masa kini. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan. Selain itu, peneliti juga melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan membagikan angket. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di HKI Resort Khusus Simarimbun dengan populasi berjumlah 300 jemaat sidi. Peneliti menetapkan sampel 10% dari keseluruhan jumlah di HKI Resort Khusus Simarimbun yaitu 30 jiwa. Penulis mendapatkan adanya pemahaman yang menyatakan bahwa Sijagaron merupakan adat Batak Toba yang mengandung arti sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas berkat yang telah diterima dari Tuhan. Hasil penelitian tinjauan dogmatis tentang sijagaron sebagai ungkapan syukur yang melambangkan sukacita atas berkat yang telah diterima dari Tuhan membuat sijagaron dipahami sebagai tumbuhan yang menjadi simbol sukacita orang Batak dalam kehidupanya. Dengan demikian warga gereja memahami arti dan makna adat sijagaron yang dilaksanakan adalah budaya yang bertujuan untuk memuliakan Allah atas pemeliharaan-Nya.

Published
2022-06-29